Suatu bangsa tidak akan menjadi bermartarbat jika rakyatnya masih
banyak yang kelaparan dan merajalelanya korupsi. Kekuasaan memang kerap
diidentikan dengan penyelewengan. Sebagaimana teori klasik Lord Acton
(1834-1902). Tetapi tidak semua pemimpin demikian. Sebagian mereka ada juga
yang mengabdikan dirinya secara jujur dan adil.
Buku bertajuk Perjuangan & Pengabdian Presiden Termiskin ini
mengulas kisah hidup, perjuangan dan pengabdian empat presiden dunia. Empat presiden
itu telah berhasil memimpin negaranya, sehingga mereka dikagumi, disukai dan
dicintai rakyatnya. Mereka adalah Jose Mujica yang menjadi Presiden di Uruguay,
Hugo Chavez yang pernah menjadi Presiden di Venezuela, Mahmoud Ahmadinejad yang
pernah menjadi Presiden di Iran, dan Nelson Mandela yang pernah menjadi Presiden
di Afrika Selatan.
Jose Mujica mempunyai filosofi hidup sederhana, di mana pun dan
kapan pun. Walaupun dirinya sudah menjadi Presiden Uruguay, dia masih memegang
teguh prinsip kesederhanaan tersebut. Salah satunya, dia tidak tinggal di
Istiana Presiden. Dia justru memilih sebuah rumah yang sangat sederhana di
peternakan milik istrinya. Tindakan yang paling menggugah hati adalah sebagian
besar gajinya disisihkan untuk rakyat miskin. Gajinya sebagai presiden setiap
bulan adalah 12 ribu dollar AS atau setara dengan Rp. 116 juta. Dia
mengambilnya untuk disumbangkan kepada orang-orang miskin sebanyak 90 persen (halaman
39).
Tidak jauh berbeda dengan Mujica, Hugo Chavez juga mengabdikan diri
sepenuhnya untuk rakyat Venezuela. Dia melihat kemiskinan di masyarakat kota Ciracas
begitu merata serta di berbagai daerah lainnya di Venezuela. Fakta itu yang menggugah
hati nuraninya untuk berjuang mewujudkan keadilan bagi banyak orang.
Resmi menjadi presiden, Chavez mengambil langkah cepat memenuhi
janji-janjinya. Dia melakukan serangkaian pembangunan yang berorientasi
kerakyatan. Dia juga menjalankan reformasi agraria dengan membagikan tanah
kepada rakyat. Program paling populis dan pro-rakyat tentu saja adalah
pembangunan rumah bagi mereka. Dengan program itu, dia berhasil mengurangi
angka kemiskinan hingga 50 persen dan kemiskinan ekstrem hingga 70 persen. (halaman
69-70).
Mahmoud Ahmadinejad juga memperjuangkan kehidupan atau nasib kaum
papa rakyat Iran saa menjabat sebagai Presiden. Dia ingin membantu kelompok
kelas bawah dan memerangi kemiskinan di Iran. Dia menaikkan upah para perawat
di rumah sakit pemerintah, menaikkan tunjangan pensiun pegawai negeri dan
menentukan upah minimum lebih tinggi bagi kaum buruh. Dia juga membuat program
yang membantu kaum muda untuk menikah, memperoleh pekerjaaan serta mendirikan
rumah (halaman 170).
Hal yang serupa juga dilakukan Presiden Afrika Selatan yang juga
dikenal sebagai pembela hak asasi manusia, Nelson Mandela. Di bawah
pemerintahannya, anggaran kesejahteraan naik 13 persen pada tahun 1996/1997, 13
persen tahun 1997/1998 dan 7 persen tahun 1998/1999. Pemerintah memperkenalkan
kesetaraan bantuan untuk masyarakat. berbentuk bantuan orang cacat, bantuan
perawatan anak, dan dana pensiun lansia. (halaman 207).
Karya Zaenudin HM ini membuktikan, suatu negara akan maju jika
rakyatnya terbebas dari jerat kemiskinan. Pemimpin berkewajiban mengangkat
kehidupan rakyatnya dari kemiskinan kepada kesejahteraan dan kemakmuran. Jika
jumlah rakyat miskin masih besar, maka pemerintahan yang berjalan belum bisa
dianggap berhasil.(Ahmad Suhendra)
Judul buku : Perjuangan dan Pengabdian Presiden Termiskin: Cermin Pemimpin Ideal Yang Menjadi Idaman Rakyat Indonesia
Penulis : Zaenuddin HM
Penerbit : Kreasi Kata, Jakarta
Cetakan : I, Mei 2014
Tebal : 262 Halaman
ISBN : 9786029706680
Harga : Rp. 58.000
Komentar