“Kenapa
kita punya rasa rindu? Karena kita mengingat memori dan membuat kita merindukan
memori itu. Lalu, bagaimana kalau kita tidak punya memori?” (halaman 109).
Perjalanan
kisah romansa saat remaja sangat menarik untuk diingat dan diputar kembali.
Kehidupan remaja mungkin menjadi kenangan yang paling berkesan. Apalagi
kenangan itu berbumbu dengan percintaan. Dan tentunya setiap orang memiliki
pengalaman memori yang berbeda.
Sekalipun
itu hanya memori, tetapi jika menyangkut perasaan tentu itu merupakan hal yang
sangat berkesan. Cerita romansa remaja itu akan kita dapatkan dalam novel
bertajuk “Memorabilia dalam Keabadian”. Dari judul saja kita dapat menerka isi
atau cerita dari novel yang satu ini. Tentu menyangkut kenangan (memori) percintaan
seorang remaja.
Dalam
menjalani cerita percintaan tentu tak selamanya manis dan penuh bunga
keindahan. Tapi juga tak selamanya terus menyakitkan dan penuh derita. Namun,
akhir dari sebuah percintaan mungkin rasa yang paling pahit.

Namanya
adalah Lara. Satu sisi Lara terjebak dalam kubangan perasaan cinta. Lara tak
mau kehilangan sosok pria bernama Rama. Saat bersamaan, dia merasa sangat
bersalah karena telah mencintai pria yang juga dicintai sahabatnya, Sekar.
Padahal, sebelumnya, mereka bagaikan keluarga. Mereka saling tertawa bersama
saat di ruang kelas. Kemana-mana selalu bersama. Saat Sekar menjalin kasih
dengan Rama, Lara memang sudah merasa iri melihat kemesraan mereka berdua.
Saat
ini yang tersisa dan dimiliki Sekar adalah memori dan sebuah boneka lucu
pemberian Rama. Saat itulah perempuan puitis ini tidak dapat melepaskan memori
indah saat bersama Rama. Dan tentunya, mengunjungi tempat-tempat favorit saat
berdua, salah satunya adalah sebuah kafe yang terletak di pinggiran kota
Jakarta.
Kafe
itu menjadi tempat memori yang membuat perempuan yang aktif di tabloid sekolah
ini tak pernah menyentuh cappuccino.
Memori yang membawanya berevolusi menjadi perempuan pencinta black coffe (halaman 40). Karena dia
merasa hidupnya bagaikan warna kopi yang hitam pekat.
Sebetulnya
Sekar telah menemukan sosok pria yang dapat menghapus bayang-bayang Rama.
Namun, saat Sekar membuka harapan itu kepada salah satu pelayan kafe
favoritnya. Pria itu pun keburu
meninggalkannya sebelum Sekar menyatakan isi hatinya.
Akhirnya,
Sekar pun merasakan kesunyian itu datang kembali menghampirinya. Lagi-lagi di
kafe itu, ia kehilangan sosok pria yang dapat menghibur kesedihannya. Pria yang
dapat menghapus bayangan Rama dalam hidupnya. Namun, itulah perjalanan hidup, terkadang
yang kita harapkan itu belum tentu yang terbaik untuk kita. Dan Sekar harus
merasakan kesunyian itu kembali menghampiri hidupnya.
Pada
bagian “Rindu & Memori (Sekar & Rama)”, dikisahkan Sekar terkapar di
rumah sakit. Yang lebih menyedihkan adalah dia mengalami hilang ingatan.
Padahal, Sekar sangat menjaga memori itu agar terus berputar disela-sela
kerinduannya terhadap cintanya. Namun memori indah yang dijaga selama ini
hilang begitu saja. Terkait dengan masalah rindu, terdapat kalimat yang menarik
untuk disimak. “Partikel kerinduan ternyata bukan hanya datang karena kita
mengingat memori. Tapi juga datang karena kita menyadari memori yang kita
miliki sudah hilang.” (halaman 116-117).
Sekar
terkaget-kaget saat melihat orang-orang asing yang menangis di sekelilingnya.
Terutama sosok pria yang menyapa pertama kali, saat Sekar membuka kelopak
matanya. Tak ada memori yang tersisa, dia tak mampu mengingat apapun sejak saat
itu (halaman 110).
Saat
detik-detik terakhir, Sekar mengatakan bahwa memori tetap menjadi sebuah memori.
Memori akan selalu membawa kita untuk merasakan rindu. Tapi, jangan jadikan
kerinduan ini melumpuhkan kita. Maka, teruslah berjalan tanpa menghalangi jalan
yang sama. (halaman 134).
Pada
bagian “Surat Kecil dari Buda (Bunda
Sekar)” barulah dapat diketahui bahwa Sekar mengalami koma dan hilang ingatan
disebabkan kecelakaan. Ayah bilang bunda harus kuat. Karena kamu (Sekar) juga
kuat. Kamu pasrah menghadapinya, dan kepasrahanmu menjadi obat penahan sakitmu.
Itulah surat curahan hati Ibunda Sekar saat merasakan kerinduan atas kepergian
Sekar ke Haribaan-Nya.
Novel
ini cocok dibaca oleh para remaja yang hendak mengetahui makna persahabatan,
rindu dan cinta. Tiga kata itu menjadi kunci dalam cerita novel yang ditulis
oleh Laila Nurazizah. Selain itu, di dalamnya penuh dengan romansa percintaan
remaja. Tapi juga diselingi dengan lika-likunya yang akan membawa kita ke dalam
hipnotis dan menimbulkan rasa terharu yang sangat luar biasa. Jadi, walaupun sudah
berkali-kali membaca novel ini akan menghanyutkan perasaan kita pada ambang
keterharuan dan kesedihan.
Selain
dengan alur cerita yang apik dan menawan, pembaca juga akan mendapatkan VCD
Sountrack Novel Memorabilia secara gratis saat membeli buku ini. Jadi, akan
menambah penghayatan kita dalam membaca novel ini sambil mendengarkan lagu-lagu
yang indah.
Judul
Memorabilia dalam Keabadian
Penulis
Laila Nurazizah
Penerbit
Matapena
Tahun
I, Juli 2010
Tebal
VIII + 152 Halaman
ISBN
979-25-5316-9
Komentar